penulis sinopsis: Arum Barkah
Novel yang menggambarkan tentang kehidupan kaum priyayi Jawa dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang mereka peroleh, seperti kemudahan menimba pendidikan. Suasana masa-masa pergerakan terutama Serikat Islam, yang merupakan organisasi masyarakat yang sangat populer.
Kisah dimulai ketika ayah Hidjo, Raden Potronojo, berencana menyekolahkan Hidjo ke Belanda. Raden Potronojo berharap hal itu bisa mengangkat derajat keluarga, yang berasal dari kalangan pedagang. Meskipun sudah menjadi saudagar yang berhasil dan bisa menyamai gaya hidup kaum priyayi murni garis keturunan, tidak lantas kesetaraan status sosial diperoleh, khususya dimata orang-orang yang dekat dengan gouvernement, pemerintah colonial. Berbeda dengan sang ayah, sang ibu Raden Nganten Potronojo khawatir melepas anaknya ke negeri yang dinilai sarat “pergaulan bebas”.
Ketika bersekolah di Belanda, mata hidjo terbuka melihat kenyataan yang tidak sesuai yang dengan ia bayangkan. Di sana ternyata sama saja seperti di Hindia Belanda. Ada orang yang menjadi majikan, ada orang yang jonggos, ada yang jahat dan ada pula melihat kenyataan yang tidak sesuai yang dengan ia bayangkan. Di sana ternyata sama saja seperti di Hindia Belanda. Ada orang yang menjadi majikan, ada orang yang jonggos, ada yang jahat dan ada pula yang baik. Hidjo menikmati sedikit “hiburan” ketika dirinya memerintah orang-orang Belanda di hotel, restoran, atau di rumah yang ia tumpangi. Di mana, hal ini mustahil dilakukan di Hindia Belanda.
Hidjo yang kutu buku terkenal punya sikap yang “dingin” dan dapat julukan “pendito”, akhirnya pun terlibat hubungan seksual di luar nikah dengan Betje putri sang pemilik rumah yang ia tumpangi selama ia studi di Belanda.
Pertentangan batin karena melakukan aib dan mendapat surat panggilan untuk pulang ke Tanah Jawa akhirnya menguatkan Hidjo untuk pulang ke Jawa dan memutus tali cintanya pada Betje.
Persoalan semakin rumit ketika perjodohan dengan Raden Ajeng Biroe yang masih sanak keluarga, meskipun Hidjo sesungguhnya terpikat oleh Raden Ajeng Woengoe, putri Regent Djarak yang sangat cantik. Namun di akhir cerita perjodohan berubah Hidjo dijodohkan dan menikah dengan Woengoe sedangkan Biroe dengan Raden Mas Wardojo kakak laki-laki Woengoe.